Mudik disaat bukan lebaran ternyata menyenangkan juga. Setelah mudik ke Jogja menggunakan kereta api, pulangnya aku putuskan untuk menggunakan motor. Dengan ditemani motor baru (beli) produksi lama, kutempuh perjalanan dari Jogja ke Bandung. Yang membuat perjalanan agak nyaman adalah jalanan relatif sepi dan terkendali. Perasaan khawatir tentu saja ada mengingat belum kenal betul dengan motor ini (sekarang aku kasih nama Jeki). Tetapi alhamdulillah, semua bisa terlewati dengan aman, lancar, dan sampai di Bandung dalam keadaan selamat.
Dari sekian banyak kejadian, ada satu momen yang teringat yaitu saat berada di daerah Sumpyuh. Siang itu cuaca memang cukup panas, sehingga membuat tubuh dibalik jaket tebal ini terasa gerah dan dahagapun makin terasa di kerongkongan. Tak lama, akupun melewati deretan penjual es dawet ayu yang berlokasi tepat dipinggir jalan. Tentu saja rasa hausku makin mendesak untuk di hilangkan dengan seteguk dua teguk air es dawet ayu yang sangat segar dan manis itu.
Akhirnya akupun memutuskan untuk berhenti di salah satu gubug penjual es dawet ayu. Sengaja kupilih yang penjualnya bapak-bapak, agar nyaman menikmati es dawetnya. "Ah, bisa minum dua gelas nih kalau begini,"kataku dalam hati. Panas...
Tak lama kemudian akupun menikmati es dawet ayu hitam dengan penuh semangat karena kehausan sudah terlalu lam mendera (bayangkan saja selama 4 jam perjalanan baru minum satu kali).
Hanya dalam waktu singkat es dawetpun ludes kusikat... dan terpenuhi sudah rasa haus yang tadi mendera hanya dengan segelas es dawet ayu. Tidak perlu dua gelas! seperti rencana awal. Oalah, ternyata daya tampungnya cuma 1 gelas...
Selesai itupun aku hanya leha-leha diatas bangku panjang yang terbuat dari bambu. Menikmati pemandangan dan angin yang datang dari arah sawah serta pepohonan disekitar gubug. Terbuai, akupun jadi sedikit mengantuk. Namun sadar bahwa perjalanan masih jauh, kuputuskan saja untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung.
-------
Sedikit berbagi, kisah ini membuat saya menyadari bahwa diri ini sering hanya terbawa nafsu saat menginginkan sesuatu tanpa melihat kekuatan diri apakah mampu menampungnya atau tidak.
Seringkali saya mempunyai keinginan yang besar dan seringkali pula gagal mendapatkannya sehingga berujung kekecewaan. Namun berkat kejadian ini, saya agak berpikir, mungkin saja daya tampung diri ini baru sebatas ini, karena tidak menutup kemungkinan jika diberi "lebih" dari yang sekarang ini malah akan membuat diri ini tidak kuat menanggungnya.
Alangkah nikmatnya hidup sesuai porsi yang membuatku masih bisa menikmati pemandangan yang lain tanpa harus resah dengan keinginan-keinginan yang terkadang malah mengganggu...
Terima kasih Tuhan...
Jogja - Bandung, 18.01.2011
No comments:
Post a Comment